Karena aku adalah kebun dengan pohon-pohon tua
Karena aku adalah kebun
dengan pohon-pohon tua
(poet for lunar)dengan pohon-pohon tua
Kulihat Semangkuk air bening di kejauhan,
Setelah kudatangi ternyata sebuah telaga,
Telaga yang memantulkan bulan dan bintang.
Setetes kusesap airnya,
Maka sebuah daya menyusup nadiku,
Lagi kureguk airnya,
Maka dia bagai sungai yang alirannya menghidupi
Sebuah kebun dengan pohon-pohon tuanya.
Oh Telaga.......
Oh Sungai.......
Siapakah tuanmu?
Oh Telaga.......
Oh Sungai.......
Salahkah aku meregukmu?
Karena aku adalah kebun dengan pohon-pohon tua
(Pbl, 28 April 08, 22.50 wib)
PEMILIK BUNGA TERATAI ----
BalasHapusPernah kita duduk berdua,
saling menghadapkan hati,
dan mendengar mereka,
saling mengaku apa yang dirasakan.
namun sempat terselip marah.
ketika hati tertindas.
bila saat datang, semua jadi berubah
apalagi menatap matamu,
hai pengembara
nyala apa gerangan yang kau lihat
dari mataku wahai rembulan?
aku hanya seorang pengembara
hati yang mencoba menguak misteri
kesabaran dan keihklasan
akan apa yg kurasa
pagi itu aku bertanya kepada
bunga teratai pada kolam
tempatku berkaca,
apakah hatimu sedang mekar
dan menawarkan embun sebening mutiara
seperti mereka?
menjawablah sang teratai,
"andai bisa kulukis bahwa warnaku
adalah simbolmu, dan mekarku
adalah hatimu... kau harus hidup,
bukan seperti mutiara di atas rumput".
siang itu aku bertanya pada matahari,
apakah sinarnya akan membuat bunga teratai
kehilangan embun, layu lalu mati?
siang itu juga kukatakan pada matahari,
bahwa pemilik bunga teratai itu
mengajarkan aku keikhlasan cinta,
dan kesabaran melalui bunganya yang mekar
sore itu aku bertanya pada hujan
yang menghidupi bumi dan seisinya,
apakah jika teratai itu mati
dia akan mengkabarkan padaku
tentang kematiannya.
sore itu aku juga bertanya pada hujan,
jika sampai waktuku, apakah aku
harus mengkabarkan kematianku
padanya?
cinta yang dalam, sedalam rasa yg aku miliki,
setulus kasih yang aku genggam,
seikhlas hati yang menerima dirimu apa adanya,
sehangat jarimu ketika menyentuhku
malam itu aku bertanya kepada rembulan,
mengapa angin meniup begitu kencang?
mengapa?